Judul: "Anak Gembala yang Belajar dari Kesalahannya"
Di sebuah desa, hidup seorang anak gembala yang mendapatkan tugas dari seorang saudagar kaya untuk menjaga domba-dombanya. Sang majikan memberikan pesan penting kepada anak gembala, yaitu berteriak minta tolong jika ada serigala yang datang untuk memangsa domba-dombanya. Meskipun mendapat tanggung jawab besar, anak gembala merasa bosan saat menggembala di padang rumput.
Ketika rasa bosannya mencapai puncaknya, anak gembala memutuskan untuk berbuat jahil. Ia berteriak minta tolong tanpa ada ancaman serigala yang sebenarnya. Mendengar teriakan tersebut, para warga desa dengan sigap berdatangan untuk menolong. Namun, yang mereka temukan hanyalah anak gembala yang tertawa terbahak-bahak karena berhasil menipu mereka.
Kenakalan anak gembala berlanjut, dan setiap kali ia berteriak minta tolong, warga desa datang dengan harapan menolong, namun selalu mendapati si anak tertawa dan bermain-main. Warga desa mulai merasa kesal dan tidak mempercayai teriakan anak gembala.
Namun, suatu hari segerombolan serigala benar-benar datang hendak memangsa domba-domba yang digembalakan. Anak gembala, yang kali ini benar-benar dalam bahaya, berteriak minta tolong dengan serius. Namun, warga desa yang sudah bosan dengan kenakalan anak tersebut, mengabaikannya. Mereka menduga ini hanya lelucon lagi.
Ketika para warga menolak membantu, serigala berhasil memangsa semua domba. Anak gembala dihukum dan dimarahi oleh majikannya karena kecerobohannya yang telah merugikan.
Pesan moral dari cerita ini sangat jelas, yaitu betapa pentingnya untuk bersikap jujur dan tidak berbohong. Kesalahan anak gembala yang terus menerus berbohong membuat warga desa kehilangan kepercayaan pada dirinya. Kejujuran adalah nilai yang sangat berharga dan dapat membantu membangun kepercayaan orang lain. Cerita ini menjadi pengingat bahwa kebiasaan berbohong dapat berakibat buruk pada diri sendiri dan dapat merugikan orang lain di sekitar kita.