Judul: "Semut yang Bijak dan Belalang yang Malas"
Pada suatu hari musim panas yang panjang dan terik, semut dengan tekunnya bekerja keras di hutan untuk mengumpulkan makanan. Setiap hari, ia menyusuri tanah dan tumbuhan, mengangkut beban makanan untuk disimpan di dalam lumbungnya. Meskipun panas yang menyengat dan hujan yang kadang turun, semut tetap giat berusaha agar saat musim dingin tiba, ia memiliki cukup persediaan untuk bertahan hidup.
Di tengah kesibukannya, belalang, yang terkenal dengan sifat malasnya, datang menghampiri semut. Dengan nada meremehkan, belalang bertanya, "Hey, Semut, mengapa kau begitu rajin bekerja? Musim dingin masih lama, kan?". Tanpa kehilangan semangatnya, semut menjawab, "Aku harus mengumpulkan banyak makanan agar saat musim dingin tiba, aku tidak mati karena kelaparan."
Belalang tertawa terbahak-bahak, "Hahahaha, kenapa repot-repot? Musim dingin masih jauh!" Belalang pun pergi dengan santainya, sambil meraih sehelai daun untuk dimakannya.
Musim panas berganti dengan musim gugur, namun semut terus bekerja dengan giatnya. Setiap hari, ia menjalani rutinitasnya dengan tekun, mengumpulkan makanan yang cukup untuk menyambut musim dingin. Sementara itu, belalang terus bermalas-malasan, menganggap bahwa ia masih punya banyak waktu.
Akhirnya, musim dingin tiba. Ternyata, musim dingin kali ini berlangsung lebih lama dan lebih keras dari biasanya. Belalang, yang tidak mempersiapkan persediaan makanan, menemui kesulitan besar. Tubuhnya menjadi lemah karena kelaparan, dan ia hampir tidak bisa bergerak.
Melihat keadaan belalang yang menderita, semut yang bijak merasa iba. Meskipun belalang sebelumnya meremehkan usahanya, semut tidak tega melihat hewan lain menderita. Dengan hati baik, semut memberikan sebagian dari persediaan makanannya kepada belalang yang kelaparan.
Pesan moral dari kisah ini sangat jelas. Keberhasilan semut yang bijak mengajarkan kita pentingnya bekerja keras, berusaha, dan tidak menunda-nunda pekerjaan. Sikap malas dan meremehkan, seperti yang dilakukan belalang, bisa menghadirkan kesulitan di masa depan. Sebaliknya, semangat dan kebijaksanaan semut menjadi contoh bahwa usaha keras dan persiapan untuk masa depan sangatlah penting.